Kangin Kauh

Kisah-kisah tercecer di jalanan. Terabai, sirna tanpa kata. Lihatlah! Goreskan mata pena pada dinding kebenaran, lalu tumpukkan dan deretkan pada lembar sejarah yang terlanjur luka.

Maka, panggung hadir sebagai “korban” tumpahan pikiran penulis. Di sinilah, panggung menjadi media penulis untuk meramu pikiran tentang suatu peristiwa.

Semoga media ini bisa menjadi ruang diskusi bagi para sahabat yang telah mengikhlaskan dirinya “terdampar” di blog ini.

Salam

1 komentar::

de'a yogantara mengatakan...

selamat datang (lagi)...

baru terus nie...

Posting Komentar